Kamis, 29 Desember 2011

TIPS - TIPS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH

aaaaaaaaaaah.... dunia pendidikan memang yang paling menentukan di dunia begitupun di negara kita ini....
banyaknya pelaku kriminal bisa saja dampak dari peningkatan pendidikan yang kurang baik..
 naaah disini saya akan memberikan tips - tips bagi semua pengajar di setiap jenjang sekolah yang ingin mengembangkan konsep diri anak didiknya agar kualitas pendidikan baik dari segi moral dan intelektual bisa meningkat.........    ( dah kaya prngajar aje saya...) hehe....


langsung aja neh...caranya ada 6 yaitu;
  1. Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru/pengajar.( dah tahu caranya kan? )
  2. Membuat siswa merasa bertanggung jawab.
  3. Membuat siswa merasa mampu.
  4. mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis.
  5. membantu siswa menilai diri mereka secara realistis.
  6. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya sendiri secara realistis.
   itulah caranya jika anda masih merasa bingung bisa di tanyakan di post komentar......selamat mencoba tips di atas.... eittttss... inget harus bener - bener bersabar dalam menjalankanya agar siswa tidak merasa tertekan... : )


buat yang pengen tau contoh video pembelajaran bisa download aja di sini...... '' contoh video pembelajaran ''

karakteristik konsep diri remaja

duh emang ribet ya jadi seorang pengajar apalagi pengajar di tingkat sekolah menengah harus sangat sangat sabar tuh.. hhehhee eitsss.... tapi pengajar adalah salah satu yang paling menentukan dalam dunia pendidikan.....
nah di postingan saya kali ini akan membahas tentang konsep diri remaja, bagi pengajar tingkat menengah ,bisa buat acuan buat mendidik siswa - siswinya neh... langsung aja deh..



 KARAKTERISTIK KONSEP DIRI REMAJA
Ketika anak memasuki masa remajanya,konsep diri mereka mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri mereka,yaitu:
ABSTRACT AND IDEALISTIC
 Pada masa remaja,anak - anak lebih mungkin membuat gambaran tentang diri mereka dengan kata - kata yang abstrak dan idealistik.Gambaran tentang konsep diri yang abstrak,misalnya,dapat dilihat dari pertanyaan remaja usia 14 tahun mengenai dirinya,''saya seorang manusia.saya tidak dapat memutuskan sesuatu.saya tidak tahu siapa diri saya.''Sedangkan idealistik konsep diri remaja bisa di lihat dari pertanyaan:''Saya rasa,saya cukup cantik.''meskipun tidak semua remaja menggambarkan tentang dirinya dengan cara yang idealis,namun sebagian besar remaja membedakan antara dirinya dengan sosok yang mereka idamkan.
DIFFERENTIATED
Konsep diri remaja bisa semakin terdifferensiasi.Di bandingkan dengan anak yang lebih muda,remaja lebih mungkin mnggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang terdifferensiasi.Misalnya.remaja berusaha menggambarkan dirinya dengan sejumlah karakteristik dalam hubungannya dengan keluarganya,atau dalam hubunganya dengan teman sebaya,dan bahkan dalam hubungan yang romantis dengan lawan jenisnya.Singkatnya,di bandingkan dengan anak - anak,remaja lebih mungkin memahami bahwa dirinya memiliki diri - diri yang berbeda (differentiated selves ),sesuai dengan peran atau konteks tertentu.
CONTRADICTIONS WITHIN THE SELF
Setelah remaja mendeferensiasikan dirinya kedalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda - beda,maka munculan kontradiksi antara diri-diri yang terdifferensiasi ini.Dalam sebuah penelitian,Susan Harter(1986) meminta siswa kelas tujuh,sembilan dan sebelas untuk mendeskripsikan diri mereka.Harter kemuadian menemukan bahwa terdapat sejumlah istilah yang kontradiktif yang di gunakan dalam mendeskripsikan dirinya seperti : jelek dan menarik,mudah bosan dan ingin tau,peduli dan tak peduli,tertutup dan suka bersenang - senang) meningkat secara dramatis antara kelas tujuh dan sembilan.Gambaran diri yang kontradiktif ini berkurang jumlahnya pada kelas sebelas,namun masih lebih tinggi dengan siswa kelas tujuh.
THE FLUCTIATING SELF
Sifat kontradiktif pada remaja pada giliranya memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan.Seorang peneliti menjelaskan sifat fluktuasi dari diri remaja tersebut dengan metafora ''the barometric self''.Diri remaja akan selalu memiliki ketidakstabilan hingga masa dimana remaja berhasil membentuk teori mengenai dirinya yang lebih utuh,dan biasanya tidak terjadi hingga masa remaja akhir,bahkan hingga masa dewasa awal.
REAL AND IDEAL SELF
Munculnya kemampuan remaja untuk mengkonstruksikan diri ideal mereka di samping diri yang sebenarnya,merupakan sesuatu yang membingungkan bagi remaja tersebut.Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata dengan diri yang ideal menunjukan adanya peningkatan kemampuan kognitif mereka.Tetapi Carl Rogers yakin bahwa adanya perbedaan yang terlalu jauh antara diri yang nyata dengan diri yang ideal menunjukan ketidakmampuan remaja untuk menyesuaikan diri.
SOCIAL COMPARISON
Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa di bandingkan dengan anak - anak remaja lebih sering menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi diri mereka sendiri.Namun kesediaan remaja untuk mengakui bahwa mereka menggunakan perbandingan sosial cenderung menurun pada masa remaja,karena menurut mereka itu tidaklah diinginkan.Menurut remaja terungkapnya motif perbandingan sosial mereka akan membahayakan popularitas mereka.Demikian juga,informasi perbandingan sosial di masa remaja dapat menimbulkan kebingungan karena banyaknya kelompok referensi.
SELF-CONSCIOUS
Karakteristik lain dari konsep diri remaja adalah bahwa remaja akan lebih sadar tentang dirinya di bandingkan dengan anak - anak dan lebih memikirkan tentang pemahaman diri mereka.Remaja lebih instrospektiif,yang mana hal ini merupakan bagian dari kesadaran diri mereka dan bagian dari eksplorasi diri.Namun instrospeksi tidak selalu terjadi ketika remaja berada dalam isolasi sosial.Remaja kadang - kadang meminta dukungan dan penjelasan dari teman - temannya,memperoleh opini mengenai definisi diri yang baru muncul.
SELF PROTECTIVE
Mekanisme untuk mempertahankan diri merupakan salah satu karakteristik konsep diri remaja.Meskipun remaja sering menunjukan adanya kebingungan dan konflik yang muncul akibat adanya usaha-usaha introspektif untuk memahami dirinya.Dalam upaya melindungi dirinya,remaja cenderung menolak adanya karakteristik negatif dalam diri mereka.gambaran diri yang positif seperti menarik,suka bersenang - senang,sensitif,penuh kasih sayang,dan ingin tahu,lebih sering di sebutkan sebagai bagian inti dari remaja yang sangat penting.sedangkan gambaran diri yang negatif seperti jelek,sedang - sedang saja,depresi,egois,dan gugup lebih di sebutkan sebagai bagian pinggir.Kecenderungan remaja untuk melindungi dirinya sendiri sesuai dengan gambaran di atas merupakan kecenderungan remaja untuk menggambarkan diri mereka dengan cara idealistik.
UNCONSCIOUS
Konsep diri yang melibatkan adanya pengenalan bahwa komponen yang tidak di sadari (unconscious) termasuk dalam dirinya sama seperti komponen yang di sadarinya ( conscious ).Pengenalan seperti ini tidak muncul hingga masa remaja akhir.Artiinya,remaja yang lebih tua lebih yakin akan adanya aspek - aspek tertentu dari pengalaman mental diri mereka yang berada di luar kesadaran di bandingkan remaja yang lebih muda.
SELF INTEGRATION
Terutama pada masa remaja akhir konsep diri lebih menjadi terintegrasi,dimana bagian yang berbeda - beda dari diri secara sistematik menjadi satu kesatuan.Remaja yang lebih tua akan mampu mendeteksi ketidakkonsistenan dalam gambaran diri mereka.



 naaaaaah semoga bisa bermanfaat buat para calon pengajar dan pengajar serta semua kalangan yang ingin membaca........

perkembangan intelektual anak

Nah........ di posting yang kedua saya ingin berbagi sedikit nih..
buat calon guru dan yang sudah jadi guru biasanya tidak memikirkan tentang perkembangan anak didiknya padahal hal itu menentukan dalam keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materinya atau biasa di sebut bahan ajarnya. Buat yang belum tau tentang perkembangan intelektual siswa - siswi nya saya kasih deh buat acuan kalian..


 TAHAPAN PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK

Tahapan perkembangan intelektual (perkembangan kognitif/perkembangan mental) anak selalu mengikuti tahapan-tahapan mulai dari sensori-motor (0 – 2 tahun), praoperasional (2 – 7 tahun), operasional konkret (7 – 11 tahun), dan selanjutnya operasional formal (11 tahun ke atas). Irama perkembangan pada setiap tahap berbeda-beda dari anak yang satu dengan anak yang lain. Interval yang diacu oleh Jean Piaget hanyalah acuan umum. Menurut hasil penelitian Piaget, ada 4 faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan intelektual (mental) anak, yaitu:

1. Kematangan (maturation). Perkembangan sistem saraf sentral, otak, koordinasi motorik, dan proses perubahan fisiologis dan anatomis akan mempengaruhi perkembangan kognitif. Faktor kedewasaan atau kematangan ini berpengaruh pada perkembangan intelektual tapi belum cukup menerangkan perkembangan intelektual.

2. Pengalaman Fisik (Physical Experience). Pengalaman fisik terjadi karena anak berinteraksi dengan lingkungannya. Tindakan fisik ini memungkinkan anak dapat mengembangkan aktivitas dan gaya otak sehingga mampu mentransfernya dalam bentuk gagasan atau ide. Dari pengalaman fisik yang diperoleh anak dapat dikembangkan menjadi matematika logika. Dari kegiatan meraba, memegang, melihat, berkembang menjadi kegiatan berbicara, membaca dan menghitung.

3. Pengalaman Sosial (Social Experience). Pengalaman sosial diperoleh anak melalui interaksi sosial dalam bentuk pertukaran pendapat dengan orang lain, percakapan dengan teman, perintah yang diberikan, membaca, atau bentuk lainnya. Dengan cara berinteraksi dengan orang lain, lambat laun sifat egosentris berkurang. Ia sadar bahwa gejala dapat didekati atau dimengerti dengan berbagai cara. Melalui kegiatan diskusi anak akan dapat memperoleh pengalaman mental. Dengan pengalaman mental inilah memungkinkan otak bekerja dan mengembangkan cara-cara baru untuk memecahkan persoalan. Di samping itu pengalaman sosial dijadikan landasan untuk mengembangkan konsep-konsep mental seperti kerendahan hati, kejujuran, etika, moral, dan sebagainya.

4. Keseimbangan (Equilibration). Keseimbangan merupakan suatu proses untuk mencapai tingkat fungsi kognitif yang semakin tinggi. Keseimbangan dapat dicapai melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi menyangkut pemasukan informasi dari luar (lingkungan) dan menggabungkannya dalam bagan konsep yang sudah ada padaotak anak. Akomodasi menyangkut modifikasi bagan konsep untuk menerima bahan dan informasi baru.


buat yang butuh videonya silahkan klik '' download video pembelajarannya'' 

posting pertama

hallo teman - teman ini merupakan posting pertama saya.
Di blog ini nantinya akan saya isi dengan catatan - catatan pribadi saya dan juga artikel - artikel yang bermanfaat untuk di baca.